Kamis, 01 September 2011

Tugas Biology "Penyakit Sistem Ekskresi"


A.Ginjal  

1. Asidosis Tubulus Renalis
Asidosis tubulus renalis (bahasa Inggris: Renal tubular acidosis, RTA) adalah suatu penyakit ginjal (renal) khususnya pada bagian tubulus renalis-nya. Dalam keadaan normal, ginjal menyerap asam sisa metabolisme dari darah dan membuangnya ke dalam urin. Pada penderita penyakit ini, bagian dari ginjal yang bernama tubulus renalis tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga hanya sedikit asam yang dibuang ke dalam urin. Akibatnya terjadi penimbunan asam dalam darah, yang mengakibatkan terjadinya asidosis, yakni tingkat keasamannya menjadi di atas ambang normal.
Cause:
Biasanya dokter tidak dapat memastikan penyebab ATR. Namun diduga penyakit ini disebabkan faktor keturunan atau bisa timbul akibat obat-obatan, keracunan logam berat atau penyakit autoimun (misalnya lupuseritematosus sistemik atau sindroma Sjogren).
Treatment:
Dunia kedokteran belum menemukan obat atau terapi untuk menyembuhkannya, karena penyakit ini tergolong sebagai kerusakan organ tubuh, seperti penyakit diabetes mellitus (akibat kerusakan kelenjar insulin).
Sementara ini penanganan ATR baru sebatas terapi untuk mengontrol tingkat keasaman darah, yaitu dengan memberikan obat yang mengandung zat bersifat basa (alkalin) secara berkala (periodik), sehingga tercapai tingkat keasaman netral, seperti pada orang normal. Zat basa ini mengandung bahan aktif natrium bikarbonat (bicnat).Dilihat dari bentuknya, sedikitnya ada tiga jenis bicnat di pasaran Indonesia:tablet, bubuk , dan cairan.
Jika pasiennya anak-anak, maka kalau menggunakan obat dalam bentuk tablet, tablet tersebut harus digerus terlebih dulu sebelum digunakan. Setelah itu dicampur dengan air matang, lalu diberikan kepada pasien. Sedangkan jika menggunakan bentuk bubuk dan cairan, tinggal dicampur air matang lalu diberikan kepada pasien, sesuai dengan dosis yang ditentukan dokter.



2. Gagal Ginjal


 Penderita gagal ginjal menjalani cuci darah
Gagal ginjal merupakan kelainan pada ginjal dimana ginjal sudah tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya yaitu menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme.
Cause:
1. Makan makanan berlemak
2. Kolesterol dalam darah yang tinggi
3. Kurang berolahraga
4. Merokok, dan
5. Minum minuman beralkohol.
Treatment:
Penggantian fungsi tersebut dikenal dengan Renal Replacement Therapy (RRT) atau Terapi Pengganti Ginjal (TPG). Ada dua cara TPG, yakni transplantasi/cangkok ginjal dan dialisis/cuci darah . Dialisis/cuci darah dibedakan menjadi:
1. HD (Hemodialisis), dialisis dengan bantuan mesin
2. PD (Peritoneal Dialisis), dialisis melalui rongga perut


3.  Albuminuria
                Penderita Albuminuria
Albuminuria adalah terdapatnya sejumlah konsentras albumin di dalam urin.
Cause:
Kerusakan pada glomerullus atau kapsul Bowman sehingga proses filtrasi tidak sempurna.
Treatment:
Menurunkan asupan daging merah dapat membantu dalam menurunkan kadar albuminuria.



4. Batu Ginjal


 
Batu Ginjal adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih).
Cause:
Pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih.
Treatment:
Minum banyak air putih.

B. Hati


1. Kanker Hati






Kanker hati adalah kanker yang tumbuh dan berkembang pada sel atau jaringan hati.
Cause:
1. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab paling utama
2. Pola makan yang terlalu berlebihan.
3. Tidak makan pagi.
4. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan.
5. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat pewarna, pemanis buatan.
Treatment:
Minum rebusan tanaman sarang semut. 





2. Sirosis




  












Sirosis hati adalah jenjang akhir dari proses fibrosis hati yang merupakan konsekuensi dari penyakit kronis hati yang ditandai dengan adanya penggantian jaringan normal dengan jaringan fibrous sehingga sel-sel hati akan kehilangan fungsinya   
Cause: 
Penyebab paling umum adalah kebiasaan meminum alkohol dan infeksi virus hepatitis C.
Penyebab umum sirosis lainnya meliputi:
a. Infeksi kronis virus hepatitis B.
b. Hepatitis autoimun.
c. Penyakit yang menyebabkan penyumbatan saluran empedu sehingga tekanan darah terhambat dan merusak sel-sel hati. Sebagai contoh, sirosis bilier primer, primary sclerosing, dan masalah bawaan pada saluran empedu.
d. Non-alcohol steato-hepatitis (NASH). Ini adalah kondisi di mana lemak menumpuk di hati sehingga menciptakan jaringan parut dan sirosis. Kelebihan berat badan (obesitas) meningkatkan risiko Anda mengembangkan non-alcohol steato-hepatitis.
e. Reaksi parah terhadap obat tertentu.
f. Beberapa racun dan polusi lingkungan.
g. Infeksi tertentu yang disebabkan bakteri dan parasit.
h. Gagal jantung parah yang dapat menyebabkan tekanan balik darah dan kemacetan di hati.
i.  Beberapa penyakit warisan langka yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel hati, seperti hemokromatosis (kondisi yang menyebabkan timbunan abnormal zat besi di hati dan bagian lain tubuh) dan penyakit Wilson (kondisi yang menyebabkan penumpukan abnormal zat tembaga di hati dan bagian lain tubuh). 
Treatment: 
a. Diet rendah natrium atau diuretik untuk mengurangi cairan yang terakumulasi dalam tubuh
b. Obat untuk mengurangi gatal.
c. Obat-obatan yang dapat membantu mengurangi hipertensi  portal.
d. Pengurangan cairan yang menumpuk di perut (ascites).
3. Hepatitis


 
Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kroni 
Cause: 
Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan. 
Ø  Hepatitis A


 
Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang sekali menyebabkan kematian, Virus hepatitis A (VHA=Virus Hepatitis A) penyebarannya melalui kotoran/tinja penderita yang penularannya melalui makanan dan minuman yang terkomtaminasi, bukan melalui aktivitas sexual atau melalui darah. Sebagai contoh, ikan atau kerang yang berasal dari kawasan air yang dicemari oleh kotoran manusia penderita.
 Treatment:  
Tidak banyak beraktivitas, mengonsumsi vitamin untuk  meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa mual dan muntah.
Ø  Hepatitis B
 
Penderita Hepatitis B  
Hepatitis B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya didunia, Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun.  
Treatment:
Cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan secara injeksi ;  
a.  Pengobatan oral yang terkenal adalah ;  
    - Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama  3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari dokter.  
    - Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal. 
    - Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan stabil.  
b.  Pengobatan dengan injeksi/suntikan adalah ; 
    Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar ß yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol.

Ø  Hepatitis C
Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (VHC). Penderita Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi pada penderita Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian sel-sel hati dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati. Sejumlah 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun. 
Treatment:
Pemberian obat seperti Interferon alfa, Pegylated
interferon alfa dan Ribavirin.

Tugas Biologi "Indentifikasi Penyakit Pada Sistem EKskresi Manusia"
Nama: Hanifaha Amelia
Kelas: 9-2
Absen: 16